Oleh: Ronald Tehupuring, Dosen Akuntansi Universitas Utpadaka Swastika
Kompleksitas audit keuangan yang dilakukan oleh BPK muncul dari beberapa faktor, misalkan (1) ragam entitas dan transaksi, (2) regulasi yang kompleks, (3) risiko kecurangan, dan (4) keterbatasan sumber daya dan tekanan eksternal. Beberapa faktor tersebut diharapkan tidak menjadi kendala bagi auditor BPK untuk menghasilkan kualitas audit. Untuk meningkatkan kualitas audit dengan kompleksitas audit keuangan yang tinggi, maka auditor membutuhkan manajemen emosi dan dukungan psikologis yang dapat membantu auditor menjaga stabilitas emosi. Dampak suasana hati auditor terhadap kualitas audit merupakan topik yang menarik dalam bidang akuntansi dan auditing karena auditor sebagai manusia tidak terlepas dari kondisi psikologis yang dapat memengaruhi kinerja profesionalnya.
Secara khusus, literatur audit yang ada mengusulkan dua teori yang kontradiktif yaitu, AIM (Affect Infusion Model) dan MMH (Mood Maintenance Hypothesis) untuk menjelaskan bagaimana emosi dapat memengaruhi evaluasi risiko audit oleh auditor. Affect Infusion Model menjelaskan bahwa suasana hati yang positif (negatif) mendorong perilaku pengambilan risiko (menghindari risiko) pada individu karena fokus selektif. Sesuai dengan teori ini, maka auditor dalam suasana hati positif akan berfokus pada aspek positif suatu situasi yang menyebabkan auditor kurang peduli tentang potensi risiko audit yang dapat mengakibatkan kualitas audit yang lebih rendah. Sebaliknya, auditor dengan suasana hati yang negatif akan berfokus pada aspek negatif suatu situasi yang mengarah pada perilaku audit yang lebih berhati-hati dan menghindari risiko. Sebaliknya, Mood Maintenance Hypothesis menjelaskan bahwa individu dalam suasana hati positif (negatif) lebih (kurang) berhati-hati. Auditor yang berada dalam suasana hati yang positif akan membuatnya lebih berhati-hati karena auditor cenderung tidak membuat keputusan yang terkait dengan risiko audit yang tinggi yang berpotensi membahayakan suasana hatinya yang baik di kemudian hari. Sebaliknya, suasana hati yang negatif dapat menurunkan motivasi dan keterlibatan auditor dalam pekerjaannya yang mengarah pada perilaku yang kurang hati-hati dan berkurangnya perhatian terhadap detail dan fokus selama audit yang mengakibatkan kualitas audit yang lebih rendah.
Auditor yang berada dalam suasana hati positif (misalnya bahagia dan optimis) cenderung lebih kreatif dan fleksibel dalam berpikir, memiliki kerja yang lebih tinggi, dapat menghasilkan solusi inovatif saat menghadapi masalah audit yang kompleks, tetapi juga skeptisime profesionalnya berkurang karena cenderung melihat situasi secara lebih optimis dan mengabaikan risiko. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan skeptisisme profesional yang merupakan salah satu prinsip penting dalam audit. Akan tetapi, auditor dengan suasana hati negatif (misalnya stress, marah, atau sedih) dapat menjadi lebih berhati-hati dan skeptis yang justru positif untuk meningkatkan kualitas audit, tetapi juga dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan akurasi, keputusan audit yang tidak konsisten karena terganggu oleh faktor emosional, dan kesalahan dalam pengambilan sampel atau interpretasi data audit.
Untuk mengukur suasana hati auditor, maka Xu et al. (2024) menggunakan music sentiment sebagai proksi suasana hati auditor. Studi Xu et al. (2024) berpendapat bahwa auditor memilih musik berdasarkan suasana hatinya. Affect Infusion Model (Mood Maintenance Hypothesis) menjelaskan hubungan antara emosi individu dan penilaian risiko, auditor akan kurang (lebih) konservatif dalam auditnya ketika tingkat sentimen musik tinggi. Sebaliknya, jika music sentiment rendah, maka auditor akan lebih berhati-hati (atau kurang) dalam meningkatkan kualitas audit. Hasilnya adalah bahwa suasana hati yang positif dapat mendorong auditor untuk lebih berhati-hati dalam situasi berisiko. Akhirnya, pelatihan manajemen emosi dan dukungan psikologis dapat membantu auditor menjaga stabilitas emosi dan supervisi, serta review audit dapat menjadi langkah untuk mendeteksi suasana hati auditor dalam memengaruhi kualitas pekerjaan.